Bukan cuma orang lain, saya sendiri juga bingung jika ditanya: "Kenapa sekarang bikin keju, bukannya selama ini sampeyan lebih banyak berkutat dengan kamera dan lampu-lampu studio?"
Awal-awal terasa nggak nyambung sama sekali. Belakangan, baru tersadar bahwa hubungan antara keju dengan fotografi sudah terjalin akrab lama sekali, terhitung semenjak kamera mulai digunakan untuk memotret wajah manusia. Dan itu berarti bisa lebih dari seratus tahun yang lalu. Kok bisa?
Coba kita perhatikan baek-baek, dalam banyak sesi foto (terutama foto rame-rame), baik yang dilakukan secara profesional maupun amatir, guna mendapatkan ekspresi gembira pada hasil foto, si fotografer kerap memberi aba-aba: "Say cheese!". Orang-orang yang difoto pun berramai-ramai berseru: "Cheeeeeese!". "Chese" artinya ya keju. Berarti dalam banyak acara fotografi, keju sering sekali hadir. Di sinilah benang merahnya.
Terima kasih telah membaca cerita yang cenderung mengada-ada ini. Hehehe...
Catatan:
Kalau pas motret orang, seruan kata "cheeeese" jangan diterjemahkan menjadi "kejuuuu" loh, ya. Ntar bisa-bisa wajah di foto pada monyong semua...wkwkwk..
Iya gara2 menerjemahkan cheese menjadi keju, foto2 yang saya jepret malah jadi aneh. Jadi sekarang instruksinya diganti:
ReplyDelete- bilang "tempeeee" atau
- bilang "telu, loro, sijiiiii"
Makasih sudah sharing ilmu perkejuan ya Pak. Sebetulnya di Paiton ini ada industri susu sapi perah (via KUD). Andai bisa diterapkan di sini.
Salam,
Shirley
dapursolia.blogspot.com
hehehe....berarti fotografi berhubungan erat juga dengan tempe, ya?
ReplyDeletePembuatan keju bisa diterapkan di mana saja, Bu. Di mana ada susu, di situ bisa dibuat keju.
Agen Winenlose || Agen Judi Winenlose || Agen judi Online Winenlose
ReplyDeleteWinenlose
Bonus Winenlose
Register Winenlose
Deposit Winenlose
Withdraw Winenlose
Peraturan Winenlose
Livescore Winenlose
Panduan Winenlose
Prediksi Winenlose
PREDIKSI SELANDIA BARU VS PORTUGAL 24 JUNI 2017
ide usaha
ReplyDeleteide bisnis
kandang ayam
cara menanam jahe